Fate of Orangutan Like Slippers by Chandra/Orangutan Museum |
Ruangan bekas garasi itu tampak biasa saja, berukuran kurang
lebih 3x6 meter dengan dinding semen bertulang kayu. Ketika masuk ke dalam
ruangan ini tak terkesan kita sedang berada di dalam sebuah museum. Di dinding
dan lantainya tampak terpajang koleksi sekitar 19 karya visual 2 dimensi berupa lukisan, fotografi dan digital desain bertemakan orangutan.
Inilah Museum Orangutan, terletak di Jalan R.E. Martadinata, No. 12, RT 004, RW
020. Kelurahan Sungai Jawi Luar sebelah barat Kota Pontianak. Museum ini memang tak
kelihatan layaknya sebuah museum, bangunannya yang sederhana menyatu dengan rumah yang menjadi
kediaman pengelolanya.
Herfin Yulianto (45), pria yang juga pengusaha travel dan
pegiat wisata budaya ini pertama kalinya menggagas ide pendirian Museum Orangutan lewat website travelnya www.tamasyapuriwisata.com berawal dari kepedulian dan keprihatinan melihat eksploitasi salah
satu hewan endemik Kalbar pada sebuah pagelaran budaya. Tengkorak Pongo pygmaeus pygmaeus atau Orangutan
Kalimantan ini digunakan sebagai asesoris pakaian di antara kepala-kepala tengkorak kera atau monyet asli, paruh enggang dan ratusan bulu ruai penghias ikat kepala yang juga mengalami nasib serupa. Pengalamannya di dunia wisata
kemudian mengingatkannya akan keberadaan Museum Kucing di negeri tetangga yang
kemudian menguatkan inspirasinya untuk menggagas berdirinya museum khusus
orangutan.
Herfin kemudian mengawalinya dengan mempublish karya foto
bidikan kameranya di media sosial sembari mengajak beberapa seniman koleganya
untuk berpartisipasi mendonasikan karya-karya mereka untuk menjadi bagian dari
koleksi Museum Orangutan.
Head Hunting of Orangutans by Herfin Yulianto/Orangutan Museum |
Tak hanya lukisan dan fotografi, kini Orangutan Museum pun
dilengkapi dengan koleksi beberapa buah buku tentang orangutan, tiga karya
sastra puisi dan sebuah karya tiga dimensi berupa patung orangutan yang ketika
artikel ini dipublish sedang dalam proses finishing.
Sebagai hewan endemik Kalbar yang ikonik, Herfin berharap ke
depannya individu orangutan ini bisa menjadi pintu masuk di bidang wisata
Kalbar yang mana keberadaan orangutan ini terancam punah akibat eksploitasi habitat
tempat tinggal mereka. Mengutip wwf.or.id,
beberapa ancaman utama yang dihadapi oleh orangutan ini adalah kehilangan
habitat, pembalakan liar, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan orangutan
untuk menjadi satwa peliharaan bahkan asesoris busana.
Dalam satu dekade terakhir, di tiap tahunnya, paling tidak
terdapat 1,2 juta ha kawasan hutan di Indonesia telah digunakan untuk
aktivitas-aktivitas penebangan berskala besar, pembalakan liar, serta konversi
hutan untuk pertanian, perkebunan, pertambangan, dan pemukiman. Kebakaran hutan
yang disebabkan oleh fenomena iklim seperti badai El Nino dan musim kering yang
berkepanjangan juga mengakibatkan berkurangnya populasi orangutan. Selama 20
tahun terakhir, habitat orangutan Kalimantan berkurang paling tidak sekitar 55
%.
https://invol.co/cl58u0g
“Orangutan harus diselamatkan, dengan demikian keberadaannya
yang lestari dapat menjadi pintu masuk wisata Kalbar”, seru Herfin dengan
semangat. Meski masih sederhana, Museum Orangutan yang digagasnya adalah cikal bakal untuk museum yang lebih besar lagi, yang mampu menampung lebih banyak koleksi seni tentang orangutan dan menjadi baru satu-satunya Museum Orangutan di Dunia Ada di Pontianak.
Untuk itu, Herfin masih menerima hibah dari siapa pun dari seluruh dunia berupa karya seni tentang orangutan. Bahkan baru-baru ini, Museum Orangutan yang dikelolanya menerima hibah karya seni dari Belgia. Seorang bernama Frank Camille Guy mengiriminya karya sketsa.
Museum Orangutan terbuka untuk dikunjungi setiap hari. Buka dari hari Senin sampai Minggu mulai pukul 13.00 wib hingga pukul 17.00, pengunjung dapat membuat janji berkunjung terlebih dahulu via telepon atau imel. "Hal ini supaya kami dapat memberikan pelayanan maksimal."jelas Herfin. Demi menunjang operasional museumnya, Herfin menerima sumbangan berupa tarif masuk seharga 50 ribu rupiah.
Seorang pengunjung tampak menikmati koleksi-koleksi karya seni Museum Orangutan/Herfin Yulianto |
https://invol.co/cl58u0g
Museum Orangutan:
d/a. Tamasya Puri Wisata Tour & Travel,
Jalan R.E. Martadinata, No. 12, RT 004, RW 020. Kelurahan Sungai Jawi Luar.
Kecamatan Pontianak Barat. Kalimantan Barat, Indonesia.
Phone: (+62561) 777889.
Handphone: (+62) 081256283499 – (+62) 0811576459,
Email : orangutanmuseum@gmail.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar